Semua Ada Waktunya

Sebagai pasangan yang sudah menikah hampir tiga tahun dan belum memiliki keturunan, yah, pastilah yang dibahas selalu "Kok belum 'isi'?"

Meski tak jarang saya sakit hati saat mendengar komentar orang lain, tapi ada kalanya saya mensyukuri saat ini. Belum punya anak, kok bersyukur?

Bukankah nikmat Alloh swt itu sangat banyak? Yang bahkan bila seluruh tanah dijadikan kertas, dan air dijadikan tinta, takkan cukup untuk menulis nikmat-Nya? Sudah tentu, pastilah ada nikmat terselip di balik semua keadaan.

Saya bersyukur. Dengan kondisi masih berdua ini, saya dan suami bisa bepergian dengan fleksibel. Hanya membawa pakaian dan perbekalan secukupnya. Kami pun bisa berangkat dari rumah di jam berapapun, tanpa ada pemikiran akan ada bayi kami yang tidak nyaman jika kami berangkat terlalu pagi atau terlalu malam. Kami bisa memilih penginapan di manapun, tanpa harus memilah hotel yang children-friendly.

Soal bepergian ini memang menjadi issue utama kami. Karena saya dan suami sangat sering bepergian. Utamanya ya mudik dari Semarang ke Yogya, kampungnya suami. Selain itu kami juga senang mengatur perjalanan dadakan ke suatu tempat. Nantinya jika kami sudah punya anak, tentu tidak bisa berlibur dadakan, setiap bepergian harus direncanakan sedemikian rupa. Selain bepergian, pastilah ada beberapa hal lagi yang memang lebih fleksibel jika dilakukan berdua.

Saya sangat ingin memiliki keturunan. Tapi bukan berarti saya harus mengurung diri di balik kesedihan. Bukan berarti saya harus sensitif dan mudah tersinggung dengan pembicaraan soal anak. Saya percaya, Alloh sudah menyiapkan waktu istimewa untuk pertemuan kami nanti. Yang bisa saya lakukan hanya berusaha, berdoa, dan bersyukur atas segala nikmat-Nya yang telah ada.