Hidup dan Mati

Kemarin pagi, dapat kabar duka dari kampung halaman. Adik bungsu nenek saya telah menyelesaikan tugasnya di dunia, dan tiba waktunya untuk kembali pada-Nya. Inna lillahi wa inna ilaihi rojiun.

Siang hari, saat saya berselancar di sosial media, saya kembali dibuat kaget. Tante saya mengabarkan kabar berpulangnya sang ibunda melalui 1 post di aun facebooknya. Di timeline saya, tepat di bawah post kabar duka tersebut, ada 1 post dari teman saya yang mengabarkan kelahiran anaknya.

Ini kali kedua saya mengalami hal seperti itu. Kabar kematian dan kelahiran yang berdekatan, tanpa selingan kabar lain. Seakan menunjukkan, antara kelahiran dan kematian hanyalah sebuah jarak yang tipis.

Saya seperti diingatkan dengan (sebut saja) fenomena tersebut. Orang akan lahir dan mati. Ada yang datang dan ada yang pergi. Di antara lahir dan mati, bisa jadi ada jeda, bisa jadi Alloh sangat sayang hingga langsung memerintahkan malaikat menjemput kembali tepat di hari kelahiran.

Lantas, bagi kita ini yang diberi kesempatan jeda beberapa saat sebelum dipanggil kembali. Mau mengisi hidup dengan apa?

Mungkin jika tak akan ada kehidupan setelah mati, kita semua akan melakukan hal yang sama. Bersenang-senang, hidup seenaknya. Karena hidup hanya sekali. Tapi kita punya kondisi yang tak bisa dielakkan. Setelah kehidupan, akan hanya kehidupan kedua yang kita jalani setelah mati. Kehidupan yang akan menjadi waktu pembalasan akan perbuatan-perbuatan kita di dunia. Jika di dunia beramal baik, maka bahagialah akhiratnya. Tapi jika tidak, maka tersiksalah dengan panasnya neraka.

Sayangnya, kita tak pernah tahu batas umur masing-masing. Alangkah enaknya jika kita tahu akan mati di usia berapa. Maka kita bisa bersenang-senang tanpa mengingat-Nya selama beberapa tahun, lalu kita bertaubat menjelang hari kematian kita. Sayangnya, tidak bisa.

Maka pilihan cara menjalani hidup itu tetap jatuh di tangan kita. Akankah kita mau bahagia di akhirat nanti, ataukah tersiksa. Karena hidup di dunia hanya sementara. Akan ada kehidupan setelah mati di akhirat, yang lebih kekal.