
Beberapa hari di Semarang, nafsu makan saya lumayan berkurang. Hanya sedikit makanan yang bisa saya santap dengan nyaman. Lainnya, terlalu manis, nasinya jemek, dan sebaginya. Kebetulan hari minggu lalu suami membelikan nasi padang. Tak ada setetespun keringat keluar, tanda lauknya tak terasa pedas sama sekali.
Libur pemilu kemarin saya manfaatkan belanja di pasar dengan suami. Ingin menaikkan kembali selera makan. Belanja bumbu seperti biasa. Cabe, bawang merah atau brambang, bawang putih, beberapa lauk dan sayur. Nemu cabe merah, saya (pengen) jingkrak-jingkrak kegirangan. Karena harganya hanya Rp 16.000/kg. Di Medan, semurah-murahnya harga cabe yang pernah saya temui 'hanya' Rp 28.000/kg. Bahagianyaaa.... Haha! Sesampainya di rumah, mulailah saya berkreasi di dapur. Mengobati rasa rindu akan dunia masak-memasak. *halaah
Sekitar dua jam, diselingi bikin sarapan, bersih-bersih belanjaan. Akhirnya sambal cumi, tempe goreng, tumis toge sudah tersaji di meja makan. Waktu makan siang pun tiba dan saya sudah semangat mau makan. Ternyata... Tak ada pedas yang terasa. Padahal, saya memasak dengan takaran yang biasa saya pakai ketika memasak. Ketika saya keceplosan bilang masakan ini ga asa rasa pedasnya, suami pun langsung mengangguk. "Ga banyak ya pake cabenya?" Tanya suami.
Yeah, bersuamikan suami asal Jogja bukan berarti beliau pecinta makanan manis tanpa pedas. Malah tingkat resistensi lidah beliau terhadap pedas lebih mantap dari saya. Pantaslah suami terlihat tak se-semangat biasanya. Ternyata beliau juga merasa kurang pedas. Tahu begini, saya rela ngabisin uang sedikit lebih banyak, demi dapat cabe asal Sumatera yang lebih menggugah selera.
Keesokan harinya, saya memasak sambal goreng ati sapi. Belajar dari pengalaman, kali ini saya mencampur sedikit cengek ke dalam sambal. Rasa pedas akhirnya keluar, dan suami semangat sekali makannya. Alhamdulillah...
Padahal, harga cengek termasuk mahal. Rp 40.000/kg. Tapi demi melihat suami makan dengan semangat penuh, ya tidak masalah. Tapi tetap saya antisipasi dengan mencoba menanam sendiri. Siapa tahu bisa sedikit menghemat uang belanja. Tapi begitu tahu cabe merah keritingnya tidak terlalu pedas, saya jadi malas mau menanamnya. Biji sih sudah mulai disemai. Atau haruskah saya menanam bibit cabe asal Sumatera Utara? *tuing tuing*
No comments:
Post a Comment
Jangan lupa tinggalkan jejak dengan memberikan komentar... :)