Walaupun katanya di zaman hi-tech ini sebaiknya mengirim undangan elektronik melalui email atau apapun medianya, yang pasti non kertas, tetap aja si kartu undangan berbahan kertas ini masih ramai digunakan. Bukan berarti tidak perduli lingkungan, atau tidak melek teknologi. Rasanya beda esensinya antara kartu berwujud nyata dengan kartu elektronik yang berwujud virtual itu. Apalagi..... Dari pengamatanku selama ini, negeri tercinta kita ini secara umum belum sampai di tahap menerima teknologi seperti itu. Baik dari segi perangkat teknologi komunikasi yang belum mencapai seluruh pelosok negeri, maupun dari segi jasmani dan rohani. Halah, ini apa sik.....
Biasanya kartu undangan ini bersifat customized. Aku sendiri sih sampai saat ini belum ada menemukan kartu yang benar-benar kembar, baik desain kartu maupun kata-katanya. Yang banyak mirip sih kata-katanya. Mungkin ditambah kutipan ayat dari kitab suci, puisi cinta pujangga-pujangga terkenal, walaupun terkadang ada yang berisi puisi karangan si empunya acara itu sendiri.
Tapi pernahkah kalian memperhatikan kartu undangan secara mendetail...? Jreng jreeeenggg...!!!
![]() |
Salah Satu Contoh Kartu Undangan (sumber: kumpulangambardotcom) |
Jawabannya kemungkinan besar PERNAH, ya. Wong kartu undangan paling cuma 1-2 lembar dan isinya ga banyak. Aneh aja kalau ada kata-kata yang terlepas dari pandangan, termasuk kata-kata seperti: "Mohon maaf apabila terjadi kesalahan penulisan nama atau gelar." Nah kalau yang itu pasti sudah sering melihatnya.
Di sini aku mau share beberapa hal 'WOW' yang pernah kulihat dalam kartu undangan, yang rasanya setelah kubaca ingin ku teriak hatiku melarang: "Wow, mejik!"...Hal-hal seperti ini contohnya:
- Terima kasih untuk tidak memberikan hadiah berbentuk/berupa karangan bunga (lupa persis kalimatnya gimana, intinya gitu lah). Ditilik dari gaya bahasanya, memang sangat sopan. Dia melarang dengan kalimat pujian, dan biasanya hal seperti ini berhasil (katanya). Tapi tetap saja, terserah lah orang mau kasih apa, karangan bunga kek, karangan Bahasa Indonesia kek, karangan rumah kek.. Eh. Itu pekarangan ya.. -_-
- Kami sangat mengharapkan agar Anda tidak memberikan hadiah berupa barang dan karangan bunga. Uuuu.... Kacian. Pake berharap... Jadi cedih ni baca undangan na... *srrooooot *lap ingus
- Ada kalimat seperti point pertama, ditambah lagi.......hmmm...mau nangis nulisnya *mata berkaca-kaca*. Satu undangan berlaku hanya untuk 2 orang. Tertulis begitu di kartunya. Awalnya sih mikirnya itu hanya di bibir saja... Alias hanya kalimat pemanis di undangan. Ternyata memang beneran berlaku seperti itu. Mau masuk ke gedung, periksa undangan, periksa orangnya benar berjumlah 2. Terserah dua orang itu 2 dewasa atau 1 dewasa 1 anak, pokoknya 2! Kalau lebih, sisanya di luar, ga boleh masuk.. Kecuali bayi, sama anak-anak kecil yang kayaknya di bawah umur 10 thn (aku nebak umur melihat dari tinggi badannya) yang bisa masuk 'gratis', dengan 1 undangan yang dipegang orang tuanya. Jadinya kayak masuk venue konser atau pertandingan olah raga gitu deh pake 'tiket' gitu...
Itu saja sih yang lumayan membuat hati bergetar bacanya. Tapi yang sering terbaca itu adalah point pertama. Point kedua walaupun mirip point pertama, tapi kata-katanya agak kasar. Baru sekali aku nemuin yang nulis gitu.
Mengapa ada yang 'melarang' pemberian hadiah berupa karangan bunga dan barang? Menurut kebiasaan, pelarangan memberikan hadiah berupa karangan bunga dan barang itu dimaksudkan agar budget pembayaran karangan bunga tsb diberikan 'mentahnya' saja sebagai hadiah. Karena di acara pernikahan itu, seluruh uang tunai yang dimasukkan ke kotak uang lari ke kantong si penyelenggara (biasanya orangtua pengantin), hadiah berbentuk barang jatuhnya ke pengantin, dan karangan bunga hanya dapat prestis nya saja. Bangga, mungkin, dapat karangan bunga dari orang penting atau siapa lah. Tapi daripada rasa bangga pasti lebih milih uang kan ya?
Di balik semua alasan, aku tetap merasa lebai juga deh ya kayaknya kalau sampe bikin kalimat itu di kartu. Kelihatan amat ga mau ruginya.. : p
Dan yang agak membuat miris sebenarnya adalah, ketiga tipe undangan 'wow' itu adalah undangan yang seringnya diberikan oleh penyelenggara acara yang berkecukupan, bahkan bisa dibilang hartanya melimpah. Malah yang keluarganya sederhana ga pernah bikin 'peraturan' seperti itu di kartu undangan. Tanya kenapa?
Ngemeng-ngemeng soal undangan, aku mendapat inspirasi untuk membuat undangan yang 'wow' juga. Terinspirasi dari berbagai blog calon pengantin, untuk memberikan kupon souvenir di dalam kartu undangan. Maksudnya supaya tiap satu kartu undangan hanya mengambil souvenir sebiji aja. Asumsi kan terkadang satu undangan untuk grup, jadi kalau yang datang per grup ya ambil satu aja. Ga boleh banyak-banyak! *pelit*
Dan saranku langssung ditolak mentah-mentah oleh mama dengan kalimat pamungkas: "Macam mahal kali harga souvenirnya!!" Huahaaaaa... Ya pulak. : )
hahahaa.. bener juga ya..
ReplyDeleteKalau dapat undangan untuk 2 orang.dan misalnya mengajak Teman. Apa temannya juga harus memberi sumbangan? Terima kasih
ReplyDeletedsini bukan mslh nyumbang ga nya mnrt aku.tp lebih ke pesanan makanan dr pihak penyelenggara yg terbatas dan mengantisipasi kurangnya makanan.
ReplyDeleteMenurutku wajar kok mereka menuliskan berlaku untuk 2 org. Krn budaya di negata qt,yg kalo kondangan deme bawa pasukan 1 kampung dr nenek ampe cicit ahahaha..
Apalagi pesta yg tema private ato outdoor dmn emang jumlah tamu dibatasi. Apalagi di hotel2 besar yg strict dgn jumlah tamu.
(Lagi persiapan mau merit jd ngerti hehe)