Saya sih oke-oke saja. Karena kebetulan saya sudah mengenal produk itu sebelumnya. Saya sudah menggunakan produk tersebut sejak SD, karena tante saya juga berjualan produk itu.
Jadi ceritanya, dari yang awalnya menjalani milik pacar, saya akhirnya mendaftar sebagai anggota. Karena, yah, karena terbuai dengan mimpi-mimpi MLM itu. Yang mobil lah, yang puluhan juta per bulan lah. Memang itu tidak menipu, karena sudah ada beberapa yang mendapat reward mobil mewah dan uang ratusan juta. Itu juga bukan sesuatu yang tidak mungkin, asal mau berusaha. Begitu kata-kata yang sering saya dengar. Benar juga. Tidak ada yang salah.
Produknya haram? Sampai sekarang belum ada sertifikat halal dari MUI. Tapi menurut pengakuan, mereka tidak menggunakan unsur hewani yang dilarang dalam Islam. Semua berasal dari tumbuh-tumbuhan. Walaupun yang namanya ragu-ragu harus ditinggalkan, tetapi saya percaya mereka tidak menjual produk yang berasal dari hewan yang dilarang Islam. Bukan kehalalan produk yang saya ragukan.
Lantas, kenapa?
Saya merasa bersalah. Saya merasa berdosa karena menikmati sesuatu yang bukan berasal dari kerja keras saya. Awalnya, karena saya membaca Facebook note yang ditulis oleh teman saya Nurul. Di sana dipampangkan dengan detail tentang halal/haramnya MLM. Oke, ilmu agama saya memang masih sangat dangkal. Saya tidak mau sok mendoktrin ini salah itu benar. Tapi note itu benar-benar membuka mata saya.
Saya, yang memang beberapa bulan belakangan 'vakum' dengan bisnis MLM karena sibuk mempersiapkan masa depan saya yang cerah (baca: menyelesaikan skripsi). Saat ingin memulai kembali, ntah kenapa rasanya malas sekali. Padahal bisnis saya sudah pernah 'menghasilkan', walaupun hasilnya juga tidak terlalu besar. Lumayanlah, bisa dipakai makan di warung kaki lima ;) Tapi sudah pernah menghasilkan begitu pun entah kenapa semangat saya terbang tak bersisa.
Ditambah dengan membaca Facebook note itu. Saya tersadar. Di dalam note itu dijelaskan MLM haram karena dalam satu transaksi ada lebih dari 2 akad, akad jual beli dan akad untuk mendapatkan bonus. Dan itu jelas dilarang dalam agama. Karena dalam transaksi hanya boleh terjadi 1 akad saja. Saya tidak mampu menjelaskannya lebih rinci, karena seperti yang saya bilang bahwa ilmu agama saya masih sangat dangkal. Untuk lebih jelasnya silahkan cek di TKP atau googling saja biar semakin lengkap penjelasannya.
Oke, masalah akad sudah jelas melanggar. Yang lebih membuat saya merasa bersalah sebenarnya karena sistem itu sendiri. MLM alias multi level marketing secara umum memakai sistem atasan (upline) dan bawahan (downline) dalam memasarkan produk. MLM biasanya menggunakan poin sebagai standar dalam pemberian bonus/jabatan. Semakin tinggi poin, semakin tinggi bonus/jabatan. Nah, dalam MLM, poin downline otomatis masuk ke upline. Otomatis bonus upline juga bertambah dengan banyaknya poin yang 'disumbangkan' para downline. Semakin banyak downline, semakin banyak bonus. Itulah sebabnya para pelaku MLM (termasuk saya dulu) sibuk merekrut orang-orang baru untuk diletakkan menjadi 'kaki-kakinya'.
(Katanya) bisnis yang saya jalani ini adil, tidak seperti MLM kebanyakan yang uplinenya 'menginjak' para downline demi keberhasilannya sendiri. Memang sih, di sini para upline dan downline memiliki hubungan baik. Para upline sering mengadakan training berkala agar para downline mengikuti jejak kesuksesannya. Yang banyak bekerja yang banyak menerima. Bisa saja downline menerima bonus lebih banyak dari upline. Tapi tetap saja, yang namanya Multi Level, poin downline tetap 'dimakan' oleh para upline.
Saya miris, merasa sangat bersalah. Saya memakan sesuatu yang bukan hak saya. Saya memiliki beberapa downline. Saya pernah mendapat bonus dua kali. Tapi, jujur saja, sampai sekarang saya tidak pernah mengambil bonusnya. Saya memberikan rekening mahasiswa saya kepada MLM itu. Jika suatu saat saya mendapat bonus, uang tersebut akan ditransfer ke rekening saya.
Tapi mungkin karena rekening ini tidak pernah saya gunakan, jadi saya tidak pernah menerima transferan bonus. Bukan berarti juga mereka berbohong dan tidak memberikan bonus saya. Mereka tidak pernah berbohong. Saya bisa saja menuntut bonus yang tidak pernah masuk ke rekening itu ke Customer Service. Pasti ditangani secara baik-baik dan bonus saya diberikan secara tunai. Tapi saya sadar, itu bukan hak saya. Jadi saya tidak terlalu ambil pusing.
Selama ini keuntungan yang saya ambil hanya keuntungan secara langsung dari direct selling. Saya menggunakan katalog, dan harga di katalog lebih tinggi sekitar 30 % dari harga jual saya sebagai pelaku bisnis. Selisih harga itulah margin keuntungan saya yang saya kantongi. Itu saja.
Kalau saya ambil bonus itu, saya mikir, itu bukan usaha saya sendiri. Poin saya tidak terlalu banyak. Saya bisa mendapat poin yang memberikan bonus itu karena 'asupan' poin dari para downline saya. Sementara mereka? Tidak dapat apa-apa karena poinnya juga tidak banyak. Padahal mereka yang berjualan. Mereka yang capek menawarkan dagangan ke orang lain. Mereka yang harus merelakan uangnya untuk dipergunakan sebagai modal. Terus saya yang nggak ngapa-ngapain, cuma nyuruh mereka semangat jualan, dapet hasilnya. Adilkah?
Seperti yang saya katakan, saya tidak bisa mendoktrin ini benar itu salah. Saya hanya merasa, bagi diri saya sendiri ini merupakan hal yang salah. Saya tidak ingin menikmati hasil dari perjuangan orang lain. Terserah, kalau anda masih nyaman berbisnis MLM. Saya hanya memberikan pandangan saya. Pikirkan saja dengan hati nurani anda sendiri. Apa yang baik untuk anda, anda sendiri yang tahu.
Sekarang saya hanya ingin mengatakan,
Good bye, Multi Level Marketing..
misi misi gan mau share nih peluang bisnis tiket.
ReplyDeletewww.kiostiket.com
Saya tadinya mau ikutan...tp Saya ditentang ortu..sy tetap saja ingin mencoba ga taunya dikasi sakit berat sama Allah...ini tandanya Sy ga boleh ikut MLM..sembuh Dr sakit teman yg ajak MLM terus menghubungi saya...saya jd kepikiran tp akhirnya Allah mempertemukan aku blog ini...aku makin yakin ga diridhoi Allah ikutan MLM...lebih baik jd penjual langsung daripada dapat bonus dari kaki yang ada dibawah...
ReplyDeleteGpp sih ikut mlm
ReplyDeleteTp g ush cri dwline, kan kalau jdi member dapat potongan
Naaaaah dimanfaatkan aja diskonannya itu tanpa harus merugikan org lain
Gimana? Soalx aq jga ikutan tpi g prnh cri dwnline soalx dah tau hukumx & dftarx jga langsung ke stokisx
terus cara kerja kamu bagaimana untuk bisa balik modal?
DeleteKlo prodak ngk laku rata-rata prodak MLM tu lebih mahal.
Deletetetap aja ikut serta menyuburkan dan ikut serta dalam dosa upline kita.
ReplyDeletekl menurut saya bisa haram dan halal 1.bila produk memang bermanfaat bagi anggota sih sah sah aja 2. Bisa haram bila produk itu SEDIKIT manfaat bagi anggota hanya semata mencari down line untuk meraih jabatan dan uang semata tidak mengindahkan manfaat produk cuma yang akhirnya menyengsarakan down line itu dah haram menurutku.
ReplyDeletejual mellydia cosmetic aja.... jadi agen wilayah dengan penjualan langsung ke customer, untung 30% s.d 50%....WA 0821.7722.2393 akan kami share skema dan produknya
ReplyDeleteApakah cara berhenti dari MLM itu vakum begitu saja tanpa konfirmasi atau bagaimana?
ReplyDeleteSaya baru aja join di MLM, sldan saya benar2 bingung dan ada penyesalan dalam diri saya. Mohon bantuannya teman2
halo ka, aku mau nanya apakah kaka masih bergabung dengan MLM? kalau sudah tidak bergabung, bagaimana cara keluarnya?
Delete