Thursday, April 12, 2012

Gempa...!!!

Today is the day! Yeaay!!  Rabu, 11 April 2012, Saya, Eva dan Nurul telah berencana untuk menonton film Titanic 3D hari ini.  Titanic yang dulunya di produksi tahun 1997, tidak di-remake, hanya saja dilakukan olah digital (atau apa ya,, saya kurang mengerti tentang ini) sehingga memiliki tampilan 3 Dimensi.  Karena studio 21 3D yang ada di Medan hanya ada di Sun Plaza, kami pun pergi ke sana.

Kami dimanjakan oleh film yang berdurasi lebih kurang 3 jam itu.  Ya, sangat panjang dibandingkan durasi film yang biasanya berkisar antara 1,5 - 2 jam.  Karena film Titanic ini sejak dulu sudah memiliki tempat tersendiri di hati pecintanya, pasti tidak akan mengecewakan lagi.  Kecuali bagi Anda yang ingin menonton HANYA untuk menikmati efek 3D nya, please jangan berharap terlalu banyak.  (menurut saya) Efek 3D nya tidak terlalu terlihat.  Berbeda dengan saat saya menonton Avatar dulu.  Kalau Avatar memang tak bisa dipungkiri lagi, keren luar biasa.  Dan saya berharap bisa melihat kekerenan yang sama di Titanic 3D.  Ternyata saya salah  :(  Well, tidak apalah.  Setidaknya ceritanya tidak berubah. *iyalah*

Selesai menonton, kami berencana untuk ke toko ponsel di mall itu.  Sebelum ke toko ponsel, kami berjalan ke arah toilet.  Tiba-tiba ada kerumunan orang berlari ke arah kami.  Lebih tepatnya, ke arah toilet.  Satpam menunjuk-nunjuk arah toilet.  Wajah orang di kerumunan terlihat panik.  Saya kira dia kerampokan, atau apalah.  Lalu satpam teriak: "Pintu darurat! Pintu darurat!" Oh, ternyata yang ditunjuk Satpam tadi adalah pintu darurat, yang kebetulan terletak bersebelahan dengan pintu toilet.

Kami tidak tahu menahu apa yang terjadi, dan kerumunan itu berlarian dengan panik ke arah pintu darurat.  Kami spontan mengikuti mereka.  Sambil berlari turun sambil bertanya tanya: "Ada apa? Ada apa?" Tapi, namanya juga orang panik pasti tidak ada yang menggubris pertanyaan saya.  Saat di tangga ini saya terpisah sebentar dari Nurul dan Eva.  Dalam benak saya, berbagai pemikiran berganti-ganti.  Apakah ada kebakaran? Atau teroris?  Atau bom? Atau apa?

Saya berlari terus mengikuti arus.  Sesekali ada yang saling mendorong.  Yah, setidaknya tidak sampai membuat jatuh yang lainnya.  Di tengah-tengah berlari menuruni tangga itu saya merasa hoyong luar biasa.  Seperti ada yang menggoyang-goyang tubuh saya.  Saya kira mungkin karena saya berlari terlalu cepat, sambil menuruni tangga pula.  Saat itu kami berada di level 4 (kalau dari permukaan tanah dihitung lantai 6).  Tak terbayangkan turun tangga sejauh itu, dengan berlari pula.

Sampai bawah Nurul dan Eva sudah menunggu saya.  Di situ saya baru mendapat jawabannya.  Tadi telah terjadi gempa.   Orang-orang tetap berlarian dengan panik.  Kami bingung, dan akhirnya memutuskan untuk ikut dengan kerumunan tersebut.  Kami menyingkir agak menjauh dari bawah atap gedung.

Setelah melihat situasi yang sudah kembali aman, kami kembali ke dalam gedung dan makan di salah satu restoran.  Saat makan saya melempar pandangan ke sekitar.  Ada beberapa toko yang memilih untuk tutup setelah gempa berlangsung.  Selang beberapa menit, terjadi pemadaman listrik yang cukup lama, dan terjadi dua kali.  Kira-kira 20 menit setiap sesi pemadaman.  Pemadaman yang cukup lama untuk kategori mall mewah seperti Sun Plaza.

Sejak awal kami berencana akan ke Plaza Medan Fair setelah selesai nonton, dan Nurul ingin ke counter ponsel yang ada di plaza tersebut.  Karena situasi yang sudah tidak mengenakkan, kami memutuskan segera pindah ke PMF.

Sampai di PMF, saya masih merasa lelah karena tadi harus turun sebanyak 6 lantai lewat tangga darurat.  Kebetulan counter ponsel di sini terletak di level 4.  Saya jadi teringat kejadian tadi, sama-sama berada di level 4.  Saya sampaikan ke Nurul dan Eva, "Kalau terjadi lagi (turun dari lantai 6), aku nggak sanggup lari lagi..." Dan kami lalu tertawa kecil.  Kami kira semua sudah usai sampai di situ.  Saat itu saya sempat 'mengecek' berita di twitter.  Ternyata hampir semua orang se-Indonesia heboh dengan gempa barusan.  Ternyata gempanya besar juga.  Tapi saya tak sempat mengecek terlalu dalam, karena hanheld saya kehabisan batre.

Setelah selesai urusan di level 4, kami turun dan 'mencuci mata' di level 3.  Selesai mencuci mata kami bergerak dan akan ke musholla di lantai 5.  Saat berjalan saya memandang ke lantai atas, ada 2 orang yang sedang berlarian.  Saya kira mereka  bermain kejar-kejaran, karena dari penampilannya mereka terlihat seperti anak-anak.  "Kalau ngeliat orang lari, aku jadi parno.  Teringat yang tadi," saya bilang ke teman-teman.

Entah kenapa saat itu Nurul refleks melihat ke belakang, "Ada gempa lagi!", katanya.  Ternyata di belakang kami sudah ada kerumunan orang dengan wajah panik.  Saat itu kami berdiri tak jauh dari eskalator.  Orang-orang sudah panik ingin turun lewat eskalator.  Satpam sempat melarangnya karena eskalator masih menyala, kalau digunakan di sisi yang naik maka akan berbahaya.  Tetapi kalau sudah panik pasti susah untuk mendengar perintah orang. Lalu satpam dengan sigap langsung mematikan eskalator, sehingga dua sisi eskalator bisa digunakan untuk turun.

Saat itu, karena satpam melarang menggunakan eskalator, saya sempat kepikiran untuk mencari pintu darurat.  Mata saya mencari-cari plang penunjuk pintu darurat.  Tapi kami akhirnya lebih memilih naik eskalator yang ada di depan mata kami, tidak kepikiran untuk mengejar pintu darurat yang jauh dari jangkauan.  Kami pun lari tergopoh-gopoh sampai lantai bawah.  Yah, kejadian.LAGI.

Akhirnya kami memutuskan untuk pulang saja, sebelum terjadi lagi untuk ke 3 kalinya.  Sepertinya sebagian besar orang memutuskan untuk pulang juga, terlihat dari sangat padatnya jalan keluar dari tempat parkir.  Bahkan setelah keluar dari pintu belakang, terjadi kemacetan yang jarang sekali terjadi di situ kecuali saat libur hari besar.


Nah, setelah pulang baru dapat info selengkap-lengkapnya dari siaran berita di televisi.  Walaupun diselingi berita yang agak dilebihkan, ya.  Tahulah, namanya juga televisi. Ini info dari BMKG



Ya Alloh, aku kaget lihat besarannya.  Kalau nggak salah waktu Tsunami di Aceh dan Nias tahun 2004, magnitude gempanya juga 8.5 SR ya? Semoga tidak terjadi hal-hal yang buruk.  Semoga tidak ada lagi bencana besar yang melanda Negri tercinta ini. :) 

I Love Indonesia.  Pray For Indonesia.  Pray For Sumatera.


No comments:

Post a Comment

Jangan lupa tinggalkan jejak dengan memberikan komentar... :)