Wednesday, February 1, 2012

Bapak Tukang Becak yang Berhasil Mengantar 2 Anaknya Menjadi Sarjana

Hari ini tidak seperti biasanya, saya tidak membawa motor saya.  Pagi ini saya pergi mengikuti tes wawancara kerja dengan diantar, dan pulangnya saya terpaksa memanfaatkan kendaraan umum.  Setelah dari lokasi tes saya pergi ke kampus karena ada urusan yang belum selesai.  Setelah itu, saya pulang dengan naik angkot dilanjut naik becak ke dalam komplek.

Saya naik becak seorang bapak yang sudah cukup tua (atau terlihat tua?).  Terkadang ada tukang becak langganan yang saya kenal, tetapi karena tadi bapak tersebut yang paling sigap mempersiapkan becaknya maka saya memilih naik becak beliau.  

Di perjalanan saya menerima telfon, dan setelah itu si bapak bertanya: "Mau tes kerja ya dek?".  Mungkin beliau tahu karena mendengar kata 'psikotes' dari percakapan saya di telpon barusan.  Saya jawab, "Iya, Pak.".  Lalu percakapan berlanjut.  


Bapak Becak (BB): "Tes di kantor mana?"

Saya (S): (menjawab dengan cuek karena saya pikir BB hanya berbasa-basi) "PT XYZO."

BB: "Perusahaan apa tuh?"

S: (berpikir keras bagaimana cara menjawabnya) "Perusahaan yang tugasnya nyari2 pegawai untuk perusahaan lain, pak."

BB: "Berarti kamu dah lulus ya, makanya bisa ngelamar? Lulusan mana?"

S: "USU, pak."

BB: "Ohh USU di mananya?"

S: "Pertanian."

BB: "Anak Bapak juga ada di USU."

S: "Oh ya? Di fakultas apa, Pak?"

BB: "Dia di FKM.  Bulan 2 lah wisudanya.  Abangnya dulu di Unimed, tapi udah lulus
sekarang udah ngajar.  Anak Bapak 3 yang kuliah (termasuk yang belum wisuda), yang satu di FKM itulah.  Satu di USU juga, Satu lagi di Unimed.  SMA ada 2, SMP 1 orang.  Ya, Walaupun Bapak tukang becak setidaknya anak-anak harus sukses, lah."

S: "Untungnya mereka masuk negeri semua ya, Pak?"

BB: "Yah, itulah untungnya.  Orang itu pintar semua.  Yang sekolah selalu masuk 3 besar.  Yang SMP pun sampe masuk kelas unggulan bilingual (di sini saya bingung, apa maksud beliau kelas internasional?).  Berapa kali la orang tu dapat beasiswa.  Kalau ngarepin bapak semua ya payah la.  Untung sekarang enak, ada banyak beasiswa.  Bapak waktu SMP dropout karena ga bisa bayar uang sekolah, padahal cuma 50 perak.  Padahal dulu Bapak pintar sekolahnya selalu masuk 10 besar tapi karena gada uang ya berhenti la.  Makanya Bapak mau semua anak bapak sekolah biar gak kayak Bapak.  Sebisa mungkin Bapak usahain la."

S: (terdiam, sampai merinding mendengarnya)

BB: "Ini kan dek rumahnya?"

S: (bingung juga kok bapak ini tahu, padahal ga langganan)

BB: "Bapak 2 hari lalu bawa orang ke sini.  Trus pernah juga dulu dibantu orang rumah ini.  Baek-baek memang keluarga kelen, ya." (alhamdulillah..)

Akhirnya percakapan kami terhenti karena saya harus turun dari becaknya dan beliau harus mencari penumpang lain demi mencari uang.  Uang untuk makan keluarganya, uang untuk sekolah dan kuliah anaknya.  Uang yang kadang kita pikir tidak seberapa, tetapi kalau dikumpulkannya ternyata bisa menyekolahkan anaknya sampai bangku kuliah.




1 comment:

Jangan lupa tinggalkan jejak dengan memberikan komentar... :)