Tuesday, December 6, 2011

Dendam Yang Tak Kunjung Padam

Dendam, banyak yang bilang dendam itu dosa.  Saya tahu itu, tapi tetap saya lakukan.  Gusti, mohon ampun, ya.

Saya memiliki dendam pada seseorang yang saya cintai.  Cintaku tak berubah jadi benci, tapi dendam padanya masih kuat.

Awalnya saya tak menyangka ini adalah dendam.  Seseorang itu pernah menyumbangkan luka yang sangat dalam di hatiku.  Perih sekali rasanya, hingga satu malam saya tak henti menangis kesakitan.  Sakit hati yang luar biasa.

Sampai beberapa hari kedepan tangis masih setia menemaniku.  Dan akhirnya marah itu (saya pikir) hilang dengan beberapa kata maaf dan penyesalan yang diikuti dengan janji.

Saya pikir selesai sampai disitu.  Tak disangka, setiap kali saya mendengar hal yang mirip dengan hal yang membuat saya sakit hati, marah itu kembali meluap.  Saya teringat hari itu, hari di mana saya merasa SANGAT MARAH, dan mengulang marah yang sama seperti marah di hari itu.  Saya baru tahu, marah itu ternyata masih saya simpan.

Saya sudah berusaha ikhlas dan memaafkan segalanya.  Tapi tetap saja, marah itu masih ada.  Apa itu berarti saya belum memaafkan? Mulut saya sudah berkata menerima maafnya, tapi hati saya ternyata belum mau memaafkan.  Wajar, karena yang merasa sakit adalah hati saya, bukan mulut saya.

Saya ingin mempelajari bagaimana cara melenyapkan dendam.  Saya tak ingin hidup dalam kesia-siaan dalam dendam.  Saya ingin mencintainya secara utuh, tanpa noda dendam.  Tuhan, saya mohon ampun..


Published with Blogger-droid v2.0.1

1 comment:

  1. Hal yang sama terjadi pada saya juga
    Sampai saatnya ea saatnya entah kapan semoga dapat pudar dengan sendirinya

    ReplyDelete

Jangan lupa tinggalkan jejak dengan memberikan komentar... :)