Nak, ini untukmu. Kamu, yang bahkan belum diserahkan untukku. Kamu, yang bahkan belum ku rencanakan untuk ku miliki. Kamu, yang mungkin masih berkelana di sana, menunggu waktu yang tepat untuk masuk ke rahimku.
Aku, yang akan menjadi ibumu, belum punya kekayaan yang melimpah. Yang bisa membelikanmu mainan yang canggih, dan baju-baju bagus.
Aku, yang akan menjadi ibumu, belum memiliki hati yang bening. Yang bisa menanggapi setiap tangisanmu dengan senyum yang tulus.
Aku, yang akan menjadi ibumu, belum memiliki waktu yang luang. Sehingga aku bisa menemanimu sepanjang waktu.
Aku, yang akan menjadi ibumu, belum memiliki apa-apa. Kau mungkin sudah lelah di sana menunggu kapan aku akan menjemputmu. Aku bahkan belum tahu siapa yang akan menemaniku menunggumu kelak, dan mewariskan raut wajah dan sebagian sifatnya padamu, nak. Ya, kau akan mewarisi setengah dariku dan setengah darinya. Dan siapa lelaki itu kita juga belum tahu. Garis kita sudah ada, nak, hanya saja masih samar, waktu saja yang bisa menerangkan garis itu sedikit demi sedikit.
Sambil menunggu garis itu terang, izinkan ibu/mama/bunda/ummi (yah, aku bahkan belum tahu panggilan seperti apa yang akan kau berikan untukku kelak)untuk melengkapi dan memperbaiki diri dulu ya, nak.
Aku berjanji, tiba saatnya kau hadir nanti, aku dan ayahmu (orang yang menemaniku menunggumu nanti, itu disebut ayah) akan menjadikanmu dan saudara-saudaramu anak yang paling bahagia di dunia.
Yang paling utama, kami akan mengenalkanmu pada Dia, yang menciptakanmu dan mengantarkan mu pada kami. Dia Sang Pemilik, nak. Kau harus selalu dekat dengan Nya agar kau bahagia.
Kami akan membelikanmu baju-baju indah dari toko terkenal.
Kami akan mengajakmu berlibur ke tempat-tempat menakjubkan di seluruh dunia.
Kami akan menyekolahkanmu di sekolah yang hebat.
Kami akan membiayai berbagai kursus untuk mendalami hal yang sangat kau sukai, dengan catatan, hal itu adalah hal positif untukmu.
Kami akan melakukan semua hal untuk membuatmu bahagia.
Tapi, kalau kau berbuat salah nanti, kami juga bisa marah. Dan bila kami marah, tolong ingatkan kami agar jangan sampai menyakiti hatimu.
Kita tidak tahu berapa lama lagi kita akan bertemu, nak. Bila tiba saatnya nanti, aku harap aku bisa ingat selalu dengan janjiku untuk selalu membuatmu bahagia dan tidak akan pernah menyakitimu. Aku sudah sangat sayang padamu, bahkan sebelum kita bertemu.
*Untuk semua anak-anakku yang akan ku lahirkan kelak.
nah loh, kelak?
ReplyDeletebrarti anaknya belum ada dunk..
memang blom ada..haha
ReplyDeletehyyuuu... terharu baca ini....
ReplyDelete