Wednesday, June 15, 2011

Bersyukur Tidak Membutuhkan Biaya

Ilustrasi:
Kejadian 1. Seorang pengendara motor mengalami kecelakaan, dan cedera ringan. Komentar orang-orang: "Untung cuma luka kecil.."
Kejadian 2. Seorang pengendara motor mengalami kecelakaan, cedera berat. Komentar orang-orang: "Untung motornya gak hancur.."
Kejadian 3. Seorang pengendara motor mengalami kecelakaan hebat, motornya hancur, dan tewas di tempat. Komentar orang-orang: "Untung langsung mati.. Kasihan kalau hidup pasti cacat." *amit-amit*

Dari tiga ilustrasi kejadian di atas, ada persamaan: komentar orang-orang selalu ada "Untung....." Kasihan si Untung pasti batuk-batuk karena keseringan disebut :p
Keliatan kejam ya, apalagi di ilustrasi ke-3. Udah mati, dibilang untung lagi. Ada apa dengan si 'untung'?

Kata 'untung' itu adalah salah satu dari wujud syukur seseorang. Dari berbagai kejadian, dari yang ringan sampai yang berat, pasti ada hal yang patut disyukuri. Begitulah hidup.

Dan, ternyata penduduk Indonesia dikenal sebagai penduduk yang sangat senang bersyukur. Lihat ilustrasi kejadian di awal, itu memang sering terjadi di sekitar kita. :)

Seorang Amerika pernah memuji penduduk Indonesia lewat akun twitternya. Kira-kira begini isi tweetnya: "Orang Singapura seharusnya belajar dari orang Indonesia. Mereka masih bisa tersenyum di tengah kondisi negara yang carut-marut." Di mana letak bersyukurnya? Ya, senyum itu.   Bayangkan, di tengah kondisi negara kita yang serba 'wah' ini, selayaknya kita sudah setengah gila menjalaninya.  Tapi apa? Kita semua masih waras, masih ingat cara senyum.

Dibandingkan penduduk Singapura yang merupakan salah satu negara favorit saya, yang saya sangat merasa nyaman luar biasa saat berada di sana, tetapi penduduknya malah banyakan yang merengut daripada yang senyum.  Entah di mana letak ketidaknyamanan negara mereka sampai mereka pun lupa cara melebarkan bibir (senyum - red.)

Jadi, mari kita bersyukur.

Kelaparan, sampai rumah nasi habis, lauk tinggal dikit.   Reaksi biasanya pasti banting tudung saji dan ngomel ke istri/ibu/pembantu yang biasa masak di rumah. Padahal beras masih ada, bahan makanan di kulkas masih ada.   Tinggal tunggu sebentar untuk dimasakkan lagi makanan yang baru.  Pernah liat orang yang ngga punya uang, bahkan untuk membeli sepotong pisang goreng, harus berpanas ria dari pagi hingga sore? Lah, kita cuma diminta tunggu sebentar untuk makan, kenapa harus marah-marah?

Pergi ke pusat perbelanjaan, minta dibelikan pakaian baru yang kita pilih ke orangtua.  Tetapi orangtua malah membelikan yang lain.  Karena kecewa, sampai rumah masuk kamar, banting pintu, kunci diri, mogok makan.  Eits, sebelum ngelakuin itu, di perjalanan pulang lihat deh di jalanan.   Anak-anak pengamen itu malah memakai pakaian yang penampakannya lebih butut dari kain lap di rumah kita.  Terkadang koyak di beberapa bagian.   Mereka bisa bertahan hidup, kok, dengan pakaian seperti itu :)

Banyak lagi contoh hal-hal yang wajib kita syukuri.   Hal sederhana yang terkadang luput dari perhatian kita pun patut disyukuri.   Untuk dapat bersyukur, coba lihat ke bawah.  Banyaaaaaaak sekali orang-orang yang kondisi kehidupannya lebih tak layak dibanding kita.

Berhentilah ngedumel setiap saat kehidupan ini berjalan tak sesuai dengan keinginan kita.   Kita hanya perlu lakukan segalanya semampu kita, hasilnya biar Tuhan yang urus, baik buruk hasilnya wajib disyukuri.  Karena baik menurut kita belum tentu baik menurut-Nya, dan buruk menurut kita belum tentu juga buruk menurut-Nya.  Tuhan Maha Tahu, kok.  Tuhan juga pasti malas melihat umat-Nya yang tak pandai bersyukur.

"Syukuri apa yang ada.. Hidup adalah anugrah.. Tetap jalani hidup ini, melakukan yang terbaik.." (Jangan Menyerah - D'Massive)



No comments:

Post a Comment

Jangan lupa tinggalkan jejak dengan memberikan komentar... :)